Jepang dipastikan mundur dari megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung, tetapi tetap menjajaki kerja sama pembangunan proyek infrastruktur lain di Indonesia.
Presiden Joko Widodo meresmikan peletakan batu pertama proyek pembangunan kereta api ringan (LRT) Tahap I di Jabodebek.
Sebuah kereta kargo yang terdiri dari 41 gerbong menyelesaikan perjalanan penuh pertamanya dari Kota Lodz di Polandia ke Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, China barat daya, pada Minggu (6/9/2015).
Kereta api mengangkut 184,4 juta orang selama Januari-Juli 2015, naik 18,83% dibandingkan dengan periode sama 2014 sebanyak 155,14 juta orang.
Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak menggunakan APBN, tetapi diserahkan kepada badan usaha milik negara.
Setelah Tiongkok, giliran Jepang mengirimkan utusan khusus menemui Presiden Joko Widodo untuk membahas proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Presiden Joko Widodo meminta rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) untuk Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek) dan Palembang segera direalisasikan.
Pemerintah segera memutuskan investor yang berhak menangani pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung pada akhir Agustus 2015, setelah memperoleh masukan dari konsultan.
Pemerintah China menjamin mampu mewujudkan kereta api cepat Jakarta-Bandung dalam waktu 3 tahun dan proyek itu bisa mencetak keuntungan dalam 5 tahun ke depan.
Presiden Joko Widodo menyarankan pembentukan Lines Transportation Autority di Jabodetabek guna memangkas birokrasi dalam penyelenggaraan moda transportasi perkeretaapian di Ibu Kota dan sekitarnya.